Sabtu, 5 Januari 2019
Karena Merger antara SDN Bulak Banteng I dan II di Kec. Kenjeran, maka Kepala SDN Bulak Banteng II dialihtugaskan di SDN Kapasan III (Kec. Simokerto), saya ke SDN Wonokusumo IV/43 Kec. Semampir.
17 September 2017 s.d 31 Desember 2018 menjabat sebagai Kepala Sekolah (Rudy SP) di SDN Bulak Banteng I (Lakbansa), selanjutnya sejak 2 Januari 2019 Merger dengan SDN Bulak Banteng II (Sri Sugiharti) dan dilanjutkan oleh Solikin dari SDN Wonokusumo IV. Rudy SP bergeser ke SDN Wonokusumo IV
Senin, 07 Januari 2019
Kamis, 03 Januari 2019
MOHON PAMIT
TERHITUNG SEJAK 3 JANUARI 2019
KEPALA SDN BULAK BANTENG I/263 di alih tugas kan ke SDN Wonokusoma IV.
KEPALA SDN BULAK BANTENG I/263 di alih tugas kan ke SDN Wonokusoma IV.
Rabu, 02 Januari 2019
MASALAH MERGER
SELASA, 2 JANUARI 2018
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Gara-gara Surabaya Kekurangan Guru, Setahun Pemkot Surabaya Merger 18 Sekolah SDN, http://jatim.tribunnews.com/2018/11/16/gara-gara-surabaya-kekurangan-guru-setahun-pemkot-surabaya-merger-18-sekolah-sdn?page=all.
Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Mujib Anwar
Dindik Surabaya akan Merger 50 SD
Negeri, Iksan: Jangan Khawatir Tidak Ada Kepala Sekolah Nganggur
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Dindik Surabaya akan Merger 50 SD Negeri, Iksan: Jangan Khawatir Tidak Ada Kepala Sekolah Nganggur, http://surabaya.tribunnews.com/2017/05/23/dindik-surabaya-akan-merger-50-sd-negeri-iksan-jangan-khawatir-tidak-ada-kepala-sekolah-nganggur.
Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Parmin
8 SDN
Ini Mau Dimerger, Ini Alasannya
Penuh
Sesak, 18 SD Negeri Dimerger Tahun Ini
Penuh
Sesak, 18 SD Negeri Dimerger Tahun Ini
50 SD
Negeri Dimerger Dispendik Surabaya
BERITA TERKAIT
50 SD
Negeri Dimerger Dispendik Surabaya
BERITA TERKAIT
http://jatim.tribunnews.com/2018/11/16/gara-gara-surabaya-kekurangan-guru-setahun-pemkot-surabaya-merger-18-sekolah-sdnhttp://jatim.tribunnews.com/2018/11/16/gara-gara-surabaya-kekurangan-guru-setahun-pemkot-surabaya-merger-18-sekolah-sdn
Gara-gara Surabaya Kekurangan Guru, Setahun Pemkot
Surabaya Merger 18 Sekolah SDN
Jumat, 16 November 2018 16:46
TRIBUNJATIM.COM/TRIANA
KUSUMA
Ratusan Siswa SD di
Surabaya saat jalani Olimpiade Sains Tingkat Kota di SMPN 19 Surabaya, Sabtu
(24/2/2018).
TRIBUNJATIM.COM,
SURABAYA - Kurangnya tenaga
pendidikan di Kota Surabaya sangat terasa dampaknya. Salah satu bentuk nyata
dampak kekurangan guru itu diwujudkan melakukan merger sekolah dasar.
Sampai akhir tahun
ini, Pemkot Surabaya sudah melakukan merger sekolah sebanyak
18 sekolah darsar. Yang digabung menjadi sembilan sekolah saja.
Kepala Dinas Pendidikan Kota
Surabaya Iksan mengatakan alasan merger SDN ini memang lebih
banyak lantaran kekurangan tenaga pendidik.
"Kalau ada
merger, kepala sekolah yang sudah tidak menjabat bisa digunakan untuk menambal
kekurangan guru," kata Iksan, yang diwawancara di Grand City, Jumat
(16/11/2018).
Selain itu, dengan
melakukan merger sekolah pemenuhan fasilitas
kependidikan pada siswa dikatakan Iksan juga lebih bisa maksimal dirasakan
siswa.
Misalnya, sekolah yang
dulunya berada di satu komplek dan berhimpitan, ketika sudah dimerger, gedung
yang tidak terpakai bisa dirobohkan.
Dengan adanya lahan
yang luas, maka bisa digunakan untuk pembangunan lapangan dan sarana olahraga.
Sehingga para siswa bisa memiliki ruang gerak yang cukup untuk eksplorasi diri.
Lebih lanjut Iksan
mengatakan langkah merger ini terpaksa dilakukan lantaran belum adanya perekrutan
tenaga pendidik.
Baru tahun ini, dalam
seleksi CPNS, Pemkot Surabaya membuka lowongan sebanyak
344 tenaga pendidik untuk memenuhu kebutuhan guru di sekolah SD dan SMP.
"Total sampai
saat ini kita sudah merger banyak sekolah. Sekarang sekolah SD kita jumlahnya
309 sekolah, padahal dulu sebanyak 653 sekolah," ucapnya.
Alasan merger
terkadang dikatakan Iksan memang bukan semata soal tenaga guru. Namun bisa juga
alasan dan pertimbangan yang lain.
Kebanyakan, sekolah
yang sudah selesai dimerger dibangunkan geding vertikal tiga lantai. Agar
lahannya luas untuk sarana olahraga.
"Karena sekolah
yang kita merger itu banyak yang mulanya empat sekolah atau tiga sekolah di
satu kawasan. Tempatnya mepet-mepet sehingga tak punya lapangan, makanya lebih
efektif untuk digabungkan saja," katanya.
Di sisi lain Kepala
Bidang Pembangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Cipta Karya
dan Tata Ruang, Iman Krestian, mengatakan, di tahun 2018 ini ada pagu
pembangunan 214 gedung. Di antaranya adalah gedung sekolah.
"Untuk SDN kita lelang ada
di 40 sekolah. Peruntukannya sama, untuk menambah kelas dan
rehabilitasi," tambahnya.
Anggaran pembangunan
sekolah di 2018 ini disampaikan Iman mencapai Rp 260 miliar. Ia
optimis semua akan terserap dan akan selesai pembangunan fisiknya sampai akhir
tahun. (fatimatuz zahroh)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Gara-gara Surabaya Kekurangan Guru, Setahun Pemkot Surabaya Merger 18 Sekolah SDN, http://jatim.tribunnews.com/2018/11/16/gara-gara-surabaya-kekurangan-guru-setahun-pemkot-surabaya-merger-18-sekolah-sdn?page=all.
Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Mujib Anwar
http://surabaya.tribunnews.com/2017/05/23/dindik-surabaya-akan-merger-50-sd-negeri-iksan-jangan-khawatir-tidak-ada-kepala-sekolah-nganggur
Dindik Surabaya akan Merger 50 SD
Negeri, Iksan: Jangan Khawatir Tidak Ada Kepala Sekolah Nganggur
Selasa,
23 Mei 2017 20:31
net
Kepala Dinas
Pendidikan Surabaya Iksan
Kepala
Dindik Kota Surabaya, Ikhsan menjelaskan keberadaan beberapa SD negeri dalam
satu lokasi sering mengalami kesulitan dalam pemakaian sarana bersama seperti
lahan lapangan.
Hal ini
jua berlaku dalam pengembangan sarana prasarana seperti gedung sekolah yang
tidak bisa maksimal.
“Sekolah yang di merger yang
satu lokasi, misalkan, awalnya 3 sekolah dijadikan 1 sekolah, manajemen 1
kepala sekolah,” jelasnya, Selasa (23/5/2017).
Menurutnya
hal ini akan lebih menguntungkan sekolah dalam pengelolaan jadwal kegiatan.
Karena tidak perlu lagi menyinkronkan jadwal dari tiga sekolah yang memiliki
manajemen berbeda.
“Kalau
satu sekolah, misalkan bisa direhab satu gedung 3 lantai. Karena satu sekolah
bisa digabung, kalau manajemen berbeda kan tidak bisa,” lanjutnya.
Terkait
pengurangan kepala sekolah menurutnya tidak akan menjadi masalah. Sebab merger dilakukan menyesuaikan jumlah kepala
skeolah yang pensiun ataupun meninggal dunia.
“Tidak
perlu risau. Sebab, kepala sekolah yang sekolahnya dimerger akan ditempatkan di
sekolah lain. Jadi tidak akan ada kepala sekolah yang menganggur. Kami pasti
akan menghitungnya," ungkapnya.
Merger
diharapkan dapat menciptakan efekvifitas pembelajaran di sekolah. Sebab,
sekolah yang ada dalam satu lingkungan kerap berebut lahan untuk melaksanakan
kegiatan. Dia mencontohkan seperti halnya SDN Ketabang I dan III yang berada
dalam satu lokasi dan telah dilakukan merger.
Sementara
yang masih dalam satu lokasi tetapi belum dilakukan merger dicontohkannya SDN Kaliasin I dan III.
Plt
Kabid SD Dindik Surabaya Sudarminto menambahkan, saat ini terdapat 358 SD
negeri di Surabaya. Sebanyak 50 di antaranya berada dalam satu lingkungan atau
berdekatan dengan SD negeri lain. Sehingga, 50 SD negeri tersebut akan dilebur
menjadi satu sekolah alias merger.
"Jadi
tahun ini SD negeri tinggal 308 sekolah ditambah satu SD negeri yang baru
beroperasi tahun ini," ungkapnya.
Dengan
dilakukannya merger, secara
otomatis jumlah pilihan SD negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
tahun ini akan berkurang.
Namun,
dinas telah mengatur agar calon peserta didik tidak dirugikan dalam proses
seleksi PPDB. Salah satunya denga memberikan tambahan skor bagi calon peserta
didik yang mendaftar di wilayah (kelurahan) lain. Dengan catatan, di wilayah
tempat tinggal calon peserta didik tidak terdapat SD negeri.
"Kami masih mengkaji untuk melakukan merger SD negeri akan berdampak pada efektivitas
layanan pendidikan dan efisiensi manajemen," tutur pria yang juga Kabid
SMP Dindik Surabaya itu.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Dindik Surabaya akan Merger 50 SD Negeri, Iksan: Jangan Khawatir Tidak Ada Kepala Sekolah Nganggur, http://surabaya.tribunnews.com/2017/05/23/dindik-surabaya-akan-merger-50-sd-negeri-iksan-jangan-khawatir-tidak-ada-kepala-sekolah-nganggur.
Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Parmin
8 SDN
Ini Mau Dimerger, Ini Alasannya
15 OKTOBER
2018, 11: 46: 26 WIB | EDITOR : WIJAYANTO
Ilustrasi (JPC)
Berita
Terkait
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana melakukan
merger sejumlah sekolah. Hal ini setelah dinilai ada sejumlah sekolahan yang berjarak
cukup dekat.
Kabid Sekolah Dasar (Sekdas) Dinas Pendidikan Kota Surabaya Agnes
Warsiati mengatakan, ada 8 SD negeri yang masuk dalam wacana di merger atau
mengalami penggabungan dengan sekolah lain. Ada sejumlah pertimbangan yang
membuat pemkot melakukan penggabungan. Diantaranya, efisiensi, jumlah siswa
yang kurang, serta gedung SDN yang tidak memenuhi syarat.
“Jadi dua sekolah digabung menjadi satu. Nantinya hanya ada
8 SDN yang masih aktif. Sedangkan 8 SDN lainnya dihentikan operasionalnya,” ujar
Agnes, Minggu (14/10).
Hanya saja,
dirinya belum bisa merinci sekolah mana saja yang berpotensi di merger.
Pasalnya hingga sekarang masih dimatangkan. Namun, sedikit membenarkan seperti
SDN Tambak Langon, Kelurahan Tambak Langon, Kecamatan Asemrowo akan digabung
dengan SDN Greges, Kelurahan Greges, Kecamatan Asemrowo. Langkah itu diambil
karena terkena sekolah yang dimaksud terimbas pelebaran sungai Branjangan.
“Jumlah murid
semuanya di sana hanya 70 siswa. Bahkan siswa kelas VI hanya satu orang. Jadi
ketika ujian nasional nanti akan digabung dengan siswa sekolah lain,”
urainya.
Dengan delapan
sekolah yang masuk dalam wacana merger, tentunya nanti bakal mengurangi jumlah
sekolah SD yang kini mencapai 309 unit di seluruh Surabaya. (bae)
Penuh
Sesak, 18 SD Negeri Dimerger Tahun Ini
17 NOVEMBER
2018, 14: 09: 10 WIB | EDITOR : WIJAYANTO
Ilustrasi (DOK/JPG)
Berita
Terkait
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot)
Surabaya tahun ini telah melakukan merger 18 sekolah dasar (SD) menjadi 9
sekolah. Penggabungan sekolah dasar tersebut sebagai upaya memberikan ruang
cukup bagi siswa untuk bergerak.
Kepala Dinas
Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan mengatakan, dengan 18 sekolah yang
dilakukan merger pada tahun ini, total sekolah dasar negeri di Surabaya 309
unit. "Sebelumnya ada 653 sekolah, secara bertahap memang kami lakukan
merger dengan berbagai macam kajian dan analisa terhadap sekolah itu,"
ujar Ikhsan, Jumat (16/11).
Ada beberapa aspek
yang menjadi pertimbangan dalam merger sekolah dasar. Seperti kurangnya jumlah
kepala sekolah dan guru. Penggabungan sekolah dianggap menjadi salah satu
solusi atas hal tersebut.
"Yang dulu
kepala sekolahnya ada empat kemudian jadi dua jumlahnya. Guru juga kurang.
Dengan merger itu guru bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan itu. Sambil menunggu
kemarin Bu Wali Kota (Tri rismaharini, Red) meminta penambahan CPNS,"
urainya.
Perlu diketahui,
pemkot tahun ini mengajukan sebanyak 344 tenaga pendidik pada tes CPNS. Namun,
jumlah tersebut tidak hanya untuk sekolah dasar, tetapi juga sekolah menengah
pertama.
Selanjutnya,
menurut Ikhsan, selain sebagai upaya pemenuhan kepala sekolah dan guru. Merger
dilakukan untuk memberikan ruang gerak yang cukup besar bagi anak sekolah
dasar. Sekolah yang sebelumnya berada dalam satu kompleks dengan banyak gedung
dirobohkan. Diganti dengan satu gedung terdiri dari tiga lantai. Sehingga
memberikan cukup luas untuk lapangan bermain.
"Jadi
kemudian kita punya lahan olahraga, lapangan upacara untuk anak-anak semua.
Karena biasanya satu kompleks ada dua sekolah, tiga sekolah, empat sekolah. Itu
yang menjadi satu kemudian sekolah itu dibangun jadi tiga lantai dengan
kapasitas yang cukup," urainya.
Sementara itu,
Pemkot Surabaya menganggarkan Rp 266 miliar guna merenovasi SMP dan SD tahun
ini. Total sebanyak 214 gedung yang masuk dalam rencana perbaikan serta
pembangunan ruang kelas baru. “Kami mengikuti master plan Dispendik. Jadi
selain menambah ruang kelas baru, juga benerin (memperbaiki, Red) ruang kelas
yang rusak,” ujar Kepala Bidang Pembangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat
Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya Iman Krestian belum lama
ini.
Dengan rincian
pembangunan diatas Rp 1 miliar ada sebanyak 27 SMP dan 40 SD negeri. Sisanya
199 sekolah nilai biaya perbaikan dibawahnya. “Ini untuk menambah ruang kelas,
kalau pembangunan gedung tidak,” tandas Iman. (bae/nur)
Penuh
Sesak, 18 SD Negeri Dimerger Tahun Ini
17 NOVEMBER
2018, 14: 09: 10 WIB | EDITOR : WIJAYANTO
Ilustrasi (DOK/JPG)
Berita
Terkait
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot)
Surabaya tahun ini telah melakukan merger 18 sekolah dasar (SD) menjadi 9
sekolah. Penggabungan sekolah dasar tersebut sebagai upaya memberikan ruang
cukup bagi siswa untuk bergerak.
Kepala Dinas
Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan mengatakan, dengan 18 sekolah yang
dilakukan merger pada tahun ini, total sekolah dasar negeri di Surabaya 309
unit. "Sebelumnya ada 653 sekolah, secara bertahap memang kami lakukan
merger dengan berbagai macam kajian dan analisa terhadap sekolah itu,"
ujar Ikhsan, Jumat (16/11).
Ada beberapa aspek
yang menjadi pertimbangan dalam merger sekolah dasar. Seperti kurangnya jumlah
kepala sekolah dan guru. Penggabungan sekolah dianggap menjadi salah satu
solusi atas hal tersebut.
"Yang dulu
kepala sekolahnya ada empat kemudian jadi dua jumlahnya. Guru juga kurang.
Dengan merger itu guru bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan itu. Sambil menunggu
kemarin Bu Wali Kota (Tri rismaharini, Red) meminta penambahan CPNS,"
urainya.
Perlu diketahui,
pemkot tahun ini mengajukan sebanyak 344 tenaga pendidik pada tes CPNS. Namun,
jumlah tersebut tidak hanya untuk sekolah dasar, tetapi juga sekolah menengah
pertama.
Selanjutnya,
menurut Ikhsan, selain sebagai upaya pemenuhan kepala sekolah dan guru. Merger
dilakukan untuk memberikan ruang gerak yang cukup besar bagi anak sekolah
dasar. Sekolah yang sebelumnya berada dalam satu kompleks dengan banyak gedung
dirobohkan. Diganti dengan satu gedung terdiri dari tiga lantai. Sehingga
memberikan cukup luas untuk lapangan bermain.
"Jadi
kemudian kita punya lahan olahraga, lapangan upacara untuk anak-anak semua.
Karena biasanya satu kompleks ada dua sekolah, tiga sekolah, empat sekolah. Itu
yang menjadi satu kemudian sekolah itu dibangun jadi tiga lantai dengan
kapasitas yang cukup," urainya.
Sementara itu,
Pemkot Surabaya menganggarkan Rp 266 miliar guna merenovasi SMP dan SD tahun
ini. Total sebanyak 214 gedung yang masuk dalam rencana perbaikan serta
pembangunan ruang kelas baru. “Kami mengikuti master plan Dispendik. Jadi
selain menambah ruang kelas baru, juga benerin (memperbaiki, Red) ruang kelas
yang rusak,” ujar Kepala Bidang Pembangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat
Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya Iman Krestian belum lama
ini.
Dengan rincian
pembangunan diatas Rp 1 miliar ada sebanyak 27 SMP dan 40 SD negeri. Sisanya
199 sekolah nilai biaya perbaikan dibawahnya. “Ini untuk menambah ruang kelas,
kalau pembangunan gedung tidak,” tandas Iman. (bae/nur)
Tahun Ini, 65 Sekolah Dasar di Surabaya akan Dimerger
Guna
meningkatkan mutu pendidikan, dinas pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya akan
melakukan merger atau penggabungan tingkat sekolah dasar negeri atau SDN. Hal
tersebut sesuai Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor : 188.45/271/436.1.2/2012
tanggal 16 Agustus 2012.
Nantinya dari 395 sekolah dasar negeri yang ada di kota Surabaya
ini akan digabung hingga menjadi 357 sekolah saja. Dalam penggabungan ini
sebanyak 65 sekolah dasar negeri akan di merger menjadi 27.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dindik Surabaya Eko
Prasetyoningsih mengatakan, pihaknya menerapkan penggabungan tersebut atas
beberapa hal yang telah lama dilihat dan dinilai dalam setahun belakangan ini
oleh tim Penggabungan Sekolah Negeri yang telah dibentuk oleh pihaknya.
Mulai dari jumlah murid yang tidak sama dibeberapa sekolah yang
menyebabkan ketimpangan dan mengurangi konflik sosial antarsiswa dalam satu
lokasi dan pemerataan kualitas pendidikan peserta didik.
Sekolah dasar negeri yang jumlah muridnya overload membuat
pembelajarannya kurang maksimal. Sekolah yang jumlah muridnya dibawah standart
dapat mengurangi motivasi pengelolaan sekolah yang berujung kendurnya motivasi
belajar siswa.
“Kebijakan ini untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas serta
untuk menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang lebih nyaman di lingkungan
sekolah,” tegas Eko Prasetyoningsih kepada wartawan, Sabtu (14/3/2015).
Juga adanya usia bangunan sekolah dasar negeri di kota Surabaya
yang rata-rata telah mencapai 30 tahun juga menjadi bagian lain pertimbangan.
Diharapkan dengan merger atau penggabungan sekolah untuk mendukung
kesinambungan kurikulum pendidikan dasar antara SD dan SMP. ”Proses merger akan
segera dilakukan dalam waktu dekat ini,” tandasnya. (wh)
50 SD
Negeri Dimerger Dispendik Surabaya
Senin, 22 Mei
2017 19:51
BERITA TERKAIT
SURABAYA (BM) - Dinas Pendidikan (Dispendik)
Surabaya segera menata keberadaan Sekolah Dasar (SD) negeri di bawah
naungannya. Hal itu dilakukan dengan menggabung (merger) SD negeri yang
lokasinya dalam satu lingkungan.
Plt Kabid SD Dispendik Surabaya Sudarminto menuturkan, saat
ini terdapat 358 SD negeri di Surabaya. 50 di antaranya berada dalam satu
lingkungan atau berdekatan dengan SD negeri lain. Sehingga, 50 SD negeri
tersebut akan dilebur menjadi satu sekolah alias merger. "Jadi tahun ini
SD negeri tinggal 308 sekolah ditambah satu SD negeri yang baru beroperasi
tahun ini," katanya, Minggu (21/5).
Dengan dilakukannya merger, secara otomatis jumlah pilihan SD
negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini akan berkurang.
Kendati demikian, dinas telah mengatur agar calon peserta didik tidak dirugikan
dalam proses seleksi PPDB.
Salah satunya dengan memberikan tambahan skor bagi calon
peserta didik yang mendaftar di wilayah (kelurahan) lain. Dengan catatan, di
wilayah tempat tinggal calon peserta didik tidak terdapat SD negeri.
"Kita tengah mengkaji untuk melakukan merger SD negeri
akan berdampak pada efektivitas layanan pendidikan dan efisiensi
manajemen," ujar pria yang juga Kabid SMP Dispendik Surabaya itu.
Sementara itu, Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan
menambahkan, kendati ada pengurangan jumlah SD negeri karena merger, daya
tampung untuk calon peserta didik tidak akan berkurang. Sebab, merger yang
dilakukan adalah manajemennya. Sementara jumlah kelas dan rombel tidak
berpengaruh. "Ada kemungkinan berkurang tetapi tidak akan signifikan
jumlahnya," ungkap dia.
Disinggung soal penataan kepala sekolah pasca merger, Aston
menjaskan, kepala sekolah tidak perlu risau. Sebab, kepala sekolah yang
sekolahnya dimerger akan ditempatkan di sekolah lain.
Penempatan ini akan dihitung berdasar jumlah sekolah yang
dimerger, periodesasi kepala sekolah dan jumlah kepala sekolah yang pensiun.
"Jadi tidak akan ada kepala sekolah yang menganggur. Kita pasti akan
menghitungnya," jelasnya.
Merger, lanjut Aston, diharapkan dapat menciptakan
efektifitas pembelajaran di sekolah. Sebab, sekolah yang ada dalam satu
lingkungan kerap berebut lahan untuk melaksanakan kegiatan.
Dia mencontohkan seperti halnya SDN Ketabang I dan III yang
berada dalam satu lokasi dan telah dilakukan merger. Sementara yang masih dalam
satu lokasi tetapi belum dilakukan merger dicontohkannya SDN Kaliasin I dan
III. Kedua sekolah tersebut berada di Jalan Gubernur Suryo 26 Surabaya.
"Ada dua sekolah bersebelahan, satu upacara satunya tidak. Nanti tidak
seperti itu lagi," pungkasnya. (sdp/nii)
50 SD
Negeri Dimerger Dispendik Surabaya
Senin, 22 Mei
2017 19:51
BERITA TERKAIT
SURABAYA (BM) - Dinas Pendidikan (Dispendik)
Surabaya segera menata keberadaan Sekolah Dasar (SD) negeri di bawah
naungannya. Hal itu dilakukan dengan menggabung (merger) SD negeri yang
lokasinya dalam satu lingkungan.
Plt Kabid SD Dispendik Surabaya Sudarminto menuturkan, saat
ini terdapat 358 SD negeri di Surabaya. 50 di antaranya berada dalam satu
lingkungan atau berdekatan dengan SD negeri lain. Sehingga, 50 SD negeri
tersebut akan dilebur menjadi satu sekolah alias merger. "Jadi tahun ini
SD negeri tinggal 308 sekolah ditambah satu SD negeri yang baru beroperasi
tahun ini," katanya, Minggu (21/5).
Dengan dilakukannya merger, secara otomatis jumlah pilihan SD
negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini akan berkurang.
Kendati demikian, dinas telah mengatur agar calon peserta didik tidak dirugikan
dalam proses seleksi PPDB.
Salah satunya dengan memberikan tambahan skor bagi calon
peserta didik yang mendaftar di wilayah (kelurahan) lain. Dengan catatan, di
wilayah tempat tinggal calon peserta didik tidak terdapat SD negeri.
"Kita tengah mengkaji untuk melakukan merger SD negeri
akan berdampak pada efektivitas layanan pendidikan dan efisiensi
manajemen," ujar pria yang juga Kabid SMP Dispendik Surabaya itu.
Sementara itu, Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan
menambahkan, kendati ada pengurangan jumlah SD negeri karena merger, daya
tampung untuk calon peserta didik tidak akan berkurang. Sebab, merger yang
dilakukan adalah manajemennya. Sementara jumlah kelas dan rombel tidak
berpengaruh. "Ada kemungkinan berkurang tetapi tidak akan signifikan
jumlahnya," ungkap dia.
Disinggung soal penataan kepala sekolah pasca merger, Aston
menjaskan, kepala sekolah tidak perlu risau. Sebab, kepala sekolah yang
sekolahnya dimerger akan ditempatkan di sekolah lain.
Penempatan ini akan dihitung berdasar jumlah sekolah yang
dimerger, periodesasi kepala sekolah dan jumlah kepala sekolah yang pensiun.
"Jadi tidak akan ada kepala sekolah yang menganggur. Kita pasti akan
menghitungnya," jelasnya.
Merger, lanjut Aston, diharapkan dapat menciptakan
efektifitas pembelajaran di sekolah. Sebab, sekolah yang ada dalam satu
lingkungan kerap berebut lahan untuk melaksanakan kegiatan.
Dia mencontohkan seperti halnya SDN Ketabang I dan III yang
berada dalam satu lokasi dan telah dilakukan merger. Sementara yang masih dalam
satu lokasi tetapi belum dilakukan merger dicontohkannya SDN Kaliasin I dan
III. Kedua sekolah tersebut berada di Jalan Gubernur Suryo 26 Surabaya.
"Ada dua sekolah bersebelahan, satu upacara satunya tidak. Nanti tidak
seperti itu lagi," pungkasnya. (sdp/nii)
Langganan:
Postingan (Atom)