Rabu, 02 Januari 2019

MASALAH MERGER

SELASA, 2 JANUARI 2018
http://jatim.tribunnews.com/2018/11/16/gara-gara-surabaya-kekurangan-guru-setahun-pemkot-surabaya-merger-18-sekolah-sdnhttp://jatim.tribunnews.com/2018/11/16/gara-gara-surabaya-kekurangan-guru-setahun-pemkot-surabaya-merger-18-sekolah-sdn
Gara-gara Surabaya Kekurangan Guru, Setahun Pemkot Surabaya Merger 18 Sekolah SDN
Jumat, 16 November 2018 16:46
TRIBUNJATIM.COM/TRIANA KUSUMA
Ratusan Siswa SD di Surabaya saat jalani Olimpiade Sains Tingkat Kota di SMPN 19 Surabaya, Sabtu (24/2/2018). 
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kurangnya tenaga pendidikan di Kota Surabaya sangat terasa dampaknya. Salah satu bentuk nyata dampak kekurangan guru itu diwujudkan melakukan merger sekolah dasar.
Sampai akhir tahun ini, Pemkot Surabaya sudah melakukan merger sekolah sebanyak 18 sekolah darsar. Yang digabung menjadi sembilan sekolah saja.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Iksan mengatakan alasan merger SDN ini memang lebih banyak lantaran kekurangan tenaga pendidik.
"Kalau ada merger, kepala sekolah yang sudah tidak menjabat bisa digunakan untuk menambal kekurangan guru," kata Iksan, yang diwawancara di Grand City, Jumat (16/11/2018).
Selain itu, dengan melakukan merger sekolah pemenuhan fasilitas kependidikan pada siswa dikatakan Iksan juga lebih bisa maksimal dirasakan siswa.
Misalnya, sekolah yang dulunya berada di satu komplek dan berhimpitan, ketika sudah dimerger, gedung yang tidak terpakai bisa dirobohkan.
Dengan adanya lahan yang luas, maka bisa digunakan untuk pembangunan lapangan dan sarana olahraga. Sehingga para siswa bisa memiliki ruang gerak yang cukup untuk eksplorasi diri.
Lebih lanjut Iksan mengatakan langkah merger ini terpaksa dilakukan lantaran belum adanya perekrutan tenaga pendidik.
Baru tahun ini, dalam seleksi CPNS, Pemkot Surabaya membuka lowongan sebanyak 344 tenaga pendidik untuk memenuhu kebutuhan guru di sekolah SD dan SMP.
"Total sampai saat ini kita sudah merger banyak sekolah. Sekarang sekolah SD kita jumlahnya 309 sekolah, padahal dulu sebanyak 653 sekolah," ucapnya.
Alasan merger terkadang dikatakan Iksan memang bukan semata soal tenaga guru. Namun bisa juga alasan dan pertimbangan yang lain.
Kebanyakan, sekolah yang sudah selesai dimerger dibangunkan geding vertikal tiga lantai. Agar lahannya luas untuk sarana olahraga.
"Karena sekolah yang kita merger itu banyak yang mulanya empat sekolah atau tiga sekolah di satu kawasan. Tempatnya mepet-mepet sehingga tak punya lapangan, makanya lebih efektif untuk digabungkan saja," katanya.
Di sisi lain Kepala Bidang Pembangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang, Iman Krestian, mengatakan, di tahun 2018 ini ada pagu pembangunan 214 gedung. Di antaranya adalah gedung sekolah.
"Untuk SDN kita lelang ada di 40 sekolah.  Peruntukannya sama,  untuk menambah kelas dan rehabilitasi," tambahnya. 
Anggaran pembangunan sekolah di 2018 ini disampaikan Iman mencapai Rp 260 miliar.  Ia optimis semua akan terserap dan akan selesai pembangunan fisiknya sampai akhir tahun. (fatimatuz zahroh)


Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Gara-gara Surabaya Kekurangan Guru, Setahun Pemkot Surabaya Merger 18 Sekolah SDN, http://jatim.tribunnews.com/2018/11/16/gara-gara-surabaya-kekurangan-guru-setahun-pemkot-surabaya-merger-18-sekolah-sdn?page=all.
Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Mujib Anwar


            http://surabaya.tribunnews.com/2017/05/23/dindik-surabaya-akan-merger-50-sd-negeri-iksan-jangan-khawatir-tidak-ada-kepala-sekolah-nganggur

Dindik Surabaya akan Merger 50 SD Negeri, Iksan: Jangan Khawatir Tidak Ada Kepala Sekolah Nganggur

Selasa, 23 Mei 2017 20:31
net
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Iksan

Kepala Dindik Kota Surabaya, Ikhsan menjelaskan keberadaan beberapa SD negeri dalam satu lokasi sering mengalami kesulitan dalam pemakaian sarana bersama seperti lahan lapangan.
Hal ini jua berlaku dalam pengembangan sarana prasarana seperti gedung sekolah yang tidak bisa maksimal.

“Sekolah yang di merger yang satu lokasi, misalkan, awalnya 3 sekolah dijadikan 1 sekolah, manajemen 1 kepala sekolah,” jelasnya, Selasa (23/5/2017).
Menurutnya hal ini akan lebih menguntungkan sekolah dalam pengelolaan jadwal kegiatan. Karena tidak perlu lagi menyinkronkan jadwal dari tiga sekolah yang memiliki manajemen berbeda.
“Kalau satu sekolah, misalkan bisa direhab satu gedung 3 lantai. Karena satu sekolah bisa digabung, kalau manajemen berbeda kan tidak bisa,” lanjutnya.
Terkait pengurangan kepala sekolah menurutnya tidak akan menjadi masalah. Sebab merger dilakukan menyesuaikan jumlah kepala skeolah yang pensiun ataupun meninggal dunia.
“Tidak perlu risau. Sebab, kepala sekolah yang sekolahnya dimerger akan ditempatkan di sekolah lain. Jadi tidak akan ada kepala sekolah yang menganggur. Kami pasti akan menghitungnya," ungkapnya.
Merger diharapkan dapat menciptakan efekvifitas pembelajaran di sekolah. Sebab, sekolah yang ada dalam satu lingkungan kerap berebut lahan untuk melaksanakan kegiatan. Dia mencontohkan seperti halnya SDN Ketabang I dan III yang berada dalam satu lokasi dan telah dilakukan merger.
Sementara yang masih dalam satu lokasi tetapi belum dilakukan merger dicontohkannya SDN Kaliasin I dan III.
Plt Kabid SD Dindik Surabaya Sudarminto menambahkan, saat ini terdapat 358 SD negeri di Surabaya. Sebanyak 50 di antaranya berada dalam satu lingkungan atau berdekatan dengan SD negeri lain. Sehingga, 50 SD negeri tersebut akan dilebur menjadi satu sekolah alias merger.
"Jadi tahun ini SD negeri tinggal 308 sekolah ditambah satu SD negeri yang baru beroperasi tahun ini," ungkapnya.
Dengan dilakukannya merger, secara otomatis jumlah pilihan SD negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini akan berkurang.
Namun, dinas telah mengatur agar calon peserta didik tidak dirugikan dalam proses seleksi PPDB. Salah satunya denga memberikan tambahan skor bagi calon peserta didik yang mendaftar di wilayah (kelurahan) lain. Dengan catatan, di wilayah tempat tinggal calon peserta didik tidak terdapat SD negeri.

"Kami masih mengkaji untuk melakukan merger SD negeri akan berdampak pada efektivitas layanan pendidikan dan efisiensi manajemen," tutur pria yang juga Kabid SMP Dindik Surabaya itu.


Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Dindik Surabaya akan Merger 50 SD Negeri, Iksan: Jangan Khawatir Tidak Ada Kepala Sekolah Nganggur, http://surabaya.tribunnews.com/2017/05/23/dindik-surabaya-akan-merger-50-sd-negeri-iksan-jangan-khawatir-tidak-ada-kepala-sekolah-nganggur.
Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Parmin

8 SDN Ini Mau Dimerger, Ini Alasannya

15 OKTOBER 2018, 11: 46: 26 WIB | EDITOR : WIJAYANTO
Ilustrasi (JPC)
Berita Terkait
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana melakukan merger sejumlah sekolah. Hal ini setelah dinilai ada sejumlah sekolahan yang berjarak cukup dekat.
Kabid Sekolah Dasar (Sekdas) Dinas Pendidikan Kota Surabaya Agnes Warsiati mengatakan, ada 8 SD negeri yang masuk dalam wacana di merger atau mengalami penggabungan dengan sekolah lain. Ada sejumlah pertimbangan yang membuat pemkot melakukan penggabungan. Diantaranya, efisiensi, jumlah siswa yang kurang, serta gedung SDN yang tidak memenuhi syarat. 
“Jadi dua sekolah digabung menjadi  satu. Nantinya hanya ada 8 SDN yang masih aktif. Sedangkan 8 SDN lainnya dihentikan operasionalnya,” ujar Agnes, Minggu (14/10). 
Hanya saja, dirinya belum bisa merinci sekolah mana saja yang berpotensi di merger. Pasalnya hingga sekarang masih dimatangkan. Namun, sedikit membenarkan seperti SDN Tambak Langon, Kelurahan Tambak Langon, Kecamatan Asemrowo akan digabung dengan SDN Greges, Kelurahan Greges, Kecamatan Asemrowo. Langkah itu diambil karena terkena sekolah yang dimaksud terimbas pelebaran sungai Branjangan.
“Jumlah murid semuanya di sana hanya 70 siswa. Bahkan siswa kelas VI hanya satu orang. Jadi ketika ujian nasional nanti akan digabung dengan siswa sekolah lain,” urainya. 
Dengan delapan sekolah yang masuk dalam wacana merger, tentunya nanti bakal mengurangi jumlah sekolah SD yang kini mencapai 309 unit di seluruh Surabaya. (bae)



Penuh Sesak, 18 SD Negeri Dimerger Tahun Ini

17 NOVEMBER 2018, 14: 09: 10 WIB | EDITOR : WIJAYANTO
Ilustrasi (DOK/JPG)
Berita Terkait
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tahun ini telah melakukan merger 18 sekolah dasar (SD) menjadi 9 sekolah. Penggabungan sekolah dasar tersebut sebagai upaya memberikan ruang cukup bagi siswa untuk bergerak. 
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan mengatakan, dengan 18 sekolah yang dilakukan merger pada tahun ini, total sekolah dasar negeri di Surabaya 309 unit. "Sebelumnya ada 653 sekolah, secara bertahap memang kami lakukan merger dengan berbagai macam kajian dan analisa terhadap sekolah itu," ujar Ikhsan, Jumat (16/11). 
Ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam merger sekolah dasar. Seperti kurangnya jumlah kepala sekolah dan guru. Penggabungan sekolah dianggap menjadi salah satu solusi atas hal tersebut. 
"Yang dulu kepala sekolahnya ada empat kemudian jadi dua jumlahnya. Guru juga kurang. Dengan merger itu guru bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan itu. Sambil menunggu kemarin Bu Wali Kota (Tri rismaharini, Red) meminta penambahan CPNS," urainya. 
Perlu diketahui, pemkot tahun ini mengajukan sebanyak 344 tenaga pendidik pada tes CPNS. Namun, jumlah tersebut tidak hanya untuk sekolah dasar, tetapi juga sekolah menengah pertama. 
Selanjutnya, menurut Ikhsan, selain sebagai upaya pemenuhan kepala sekolah dan guru. Merger dilakukan untuk memberikan ruang gerak yang cukup besar bagi anak sekolah dasar. Sekolah yang sebelumnya berada dalam satu kompleks dengan banyak gedung dirobohkan. Diganti dengan satu gedung terdiri dari tiga lantai. Sehingga memberikan cukup luas untuk lapangan bermain. 
"Jadi kemudian kita punya lahan olahraga, lapangan upacara untuk anak-anak semua. Karena biasanya satu kompleks ada dua sekolah, tiga sekolah, empat sekolah. Itu yang menjadi satu kemudian sekolah itu dibangun jadi tiga lantai dengan kapasitas yang cukup," urainya. 
Sementara itu, Pemkot Surabaya menganggarkan Rp 266 miliar guna merenovasi SMP dan SD tahun ini. Total sebanyak 214 gedung yang masuk dalam rencana perbaikan serta pembangunan ruang kelas baru. “Kami mengikuti master plan Dispendik. Jadi selain menambah ruang kelas baru, juga benerin (memperbaiki, Red) ruang kelas yang rusak,” ujar Kepala Bidang Pembangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya Iman Krestian belum lama ini. 
Dengan rincian pembangunan diatas Rp 1 miliar ada sebanyak 27 SMP dan 40 SD negeri. Sisanya 199 sekolah nilai biaya perbaikan dibawahnya. “Ini untuk menambah ruang kelas, kalau pembangunan gedung tidak,” tandas Iman. (bae/nur)

Penuh Sesak, 18 SD Negeri Dimerger Tahun Ini

17 NOVEMBER 2018, 14: 09: 10 WIB | EDITOR : WIJAYANTO
Ilustrasi (DOK/JPG)
Berita Terkait
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tahun ini telah melakukan merger 18 sekolah dasar (SD) menjadi 9 sekolah. Penggabungan sekolah dasar tersebut sebagai upaya memberikan ruang cukup bagi siswa untuk bergerak. 
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan mengatakan, dengan 18 sekolah yang dilakukan merger pada tahun ini, total sekolah dasar negeri di Surabaya 309 unit. "Sebelumnya ada 653 sekolah, secara bertahap memang kami lakukan merger dengan berbagai macam kajian dan analisa terhadap sekolah itu," ujar Ikhsan, Jumat (16/11). 
Ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam merger sekolah dasar. Seperti kurangnya jumlah kepala sekolah dan guru. Penggabungan sekolah dianggap menjadi salah satu solusi atas hal tersebut. 
"Yang dulu kepala sekolahnya ada empat kemudian jadi dua jumlahnya. Guru juga kurang. Dengan merger itu guru bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan itu. Sambil menunggu kemarin Bu Wali Kota (Tri rismaharini, Red) meminta penambahan CPNS," urainya. 
Perlu diketahui, pemkot tahun ini mengajukan sebanyak 344 tenaga pendidik pada tes CPNS. Namun, jumlah tersebut tidak hanya untuk sekolah dasar, tetapi juga sekolah menengah pertama. 
Selanjutnya, menurut Ikhsan, selain sebagai upaya pemenuhan kepala sekolah dan guru. Merger dilakukan untuk memberikan ruang gerak yang cukup besar bagi anak sekolah dasar. Sekolah yang sebelumnya berada dalam satu kompleks dengan banyak gedung dirobohkan. Diganti dengan satu gedung terdiri dari tiga lantai. Sehingga memberikan cukup luas untuk lapangan bermain. 
"Jadi kemudian kita punya lahan olahraga, lapangan upacara untuk anak-anak semua. Karena biasanya satu kompleks ada dua sekolah, tiga sekolah, empat sekolah. Itu yang menjadi satu kemudian sekolah itu dibangun jadi tiga lantai dengan kapasitas yang cukup," urainya. 
Sementara itu, Pemkot Surabaya menganggarkan Rp 266 miliar guna merenovasi SMP dan SD tahun ini. Total sebanyak 214 gedung yang masuk dalam rencana perbaikan serta pembangunan ruang kelas baru. “Kami mengikuti master plan Dispendik. Jadi selain menambah ruang kelas baru, juga benerin (memperbaiki, Red) ruang kelas yang rusak,” ujar Kepala Bidang Pembangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya Iman Krestian belum lama ini. 
Dengan rincian pembangunan diatas Rp 1 miliar ada sebanyak 27 SMP dan 40 SD negeri. Sisanya 199 sekolah nilai biaya perbaikan dibawahnya. “Ini untuk menambah ruang kelas, kalau pembangunan gedung tidak,” tandas Iman. (bae/nur)

Tahun Ini, 65 Sekolah Dasar di Surabaya akan Dimerger




Guna meningkatkan mutu pendidikan, dinas pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya akan melakukan merger atau penggabungan tingkat sekolah dasar negeri atau SDN. Hal tersebut sesuai Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor : 188.45/271/436.1.2/2012 tanggal 16 Agustus 2012.
Nantinya dari 395 sekolah dasar negeri yang ada di kota Surabaya ini akan digabung hingga menjadi 357 sekolah saja. Dalam penggabungan ini sebanyak 65 sekolah dasar negeri akan di merger menjadi 27.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dindik Surabaya Eko Prasetyoningsih mengatakan, pihaknya menerapkan penggabungan tersebut atas beberapa hal yang telah lama dilihat dan dinilai dalam setahun belakangan ini oleh tim Penggabungan Sekolah Negeri yang telah dibentuk oleh pihaknya.
Mulai dari jumlah murid yang tidak sama dibeberapa sekolah yang menyebabkan ketimpangan dan mengurangi konflik sosial antarsiswa dalam satu lokasi dan pemerataan kualitas pendidikan peserta didik.
Sekolah dasar negeri yang jumlah muridnya overload membuat pembelajarannya kurang maksimal. Sekolah yang jumlah muridnya dibawah standart dapat mengurangi motivasi pengelolaan sekolah yang berujung kendurnya motivasi belajar siswa.
“Kebijakan ini untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas serta untuk menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang lebih nyaman di lingkungan sekolah,” tegas Eko Prasetyoningsih kepada wartawan, Sabtu (14/3/2015).
Juga adanya usia bangunan sekolah dasar negeri di kota Surabaya yang rata-rata telah mencapai 30 tahun juga menjadi bagian lain pertimbangan. Diharapkan dengan merger atau penggabungan sekolah untuk mendukung kesinambungan kurikulum pendidikan dasar antara SD dan SMP. ”Proses merger akan segera dilakukan dalam waktu dekat ini,” tandasnya. (wh)

50 SD Negeri Dimerger Dispendik Surabaya

Senin, 22 Mei 2017  19:51





BERITA TERKAIT
SURABAYA (BM) - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya segera menata keberadaan Sekolah Dasar (SD) negeri di bawah naungannya. Hal itu dilakukan dengan menggabung (merger) SD negeri yang lokasinya dalam satu lingkungan. 

Plt Kabid SD Dispendik Surabaya Sudarminto menuturkan, saat ini terdapat 358 SD negeri di Surabaya. 50 di antaranya berada dalam satu lingkungan atau berdekatan dengan SD negeri lain. Sehingga, 50 SD negeri tersebut akan dilebur menjadi satu sekolah alias merger. "Jadi tahun ini SD negeri tinggal 308 sekolah ditambah satu SD negeri yang baru beroperasi tahun ini," katanya, Minggu (21/5). 

Dengan dilakukannya merger, secara otomatis jumlah pilihan SD negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini akan berkurang. Kendati demikian, dinas telah mengatur agar calon peserta didik tidak dirugikan dalam proses seleksi PPDB. 

Salah satunya dengan memberikan tambahan skor bagi calon peserta didik yang mendaftar di wilayah (kelurahan) lain. Dengan catatan, di wilayah tempat tinggal calon peserta didik tidak terdapat SD negeri. 

"Kita tengah mengkaji untuk melakukan merger SD negeri akan berdampak pada efektivitas layanan pendidikan dan efisiensi manajemen," ujar pria yang juga Kabid SMP Dispendik Surabaya itu. 

Sementara itu, Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan menambahkan, kendati ada pengurangan jumlah SD negeri karena merger, daya tampung untuk calon peserta didik tidak akan berkurang. Sebab, merger yang dilakukan adalah manajemennya. Sementara jumlah kelas dan rombel tidak berpengaruh. "Ada kemungkinan berkurang tetapi tidak akan signifikan jumlahnya," ungkap dia. 

Disinggung soal penataan kepala sekolah pasca merger, Aston menjaskan, kepala sekolah tidak perlu risau. Sebab, kepala sekolah yang sekolahnya dimerger akan ditempatkan di sekolah lain. 

Penempatan ini akan dihitung berdasar jumlah sekolah yang dimerger, periodesasi kepala sekolah dan jumlah kepala sekolah yang pensiun. "Jadi tidak akan ada kepala sekolah yang menganggur. Kita pasti akan menghitungnya," jelasnya. 

Merger, lanjut Aston, diharapkan dapat menciptakan efektifitas pembelajaran di sekolah. Sebab, sekolah yang ada dalam satu lingkungan kerap berebut lahan untuk melaksanakan kegiatan. 

Dia mencontohkan seperti halnya SDN Ketabang I dan III yang berada dalam satu lokasi dan telah dilakukan merger. Sementara yang masih dalam satu lokasi tetapi belum dilakukan merger dicontohkannya SDN Kaliasin I dan III. Kedua sekolah tersebut berada di Jalan Gubernur Suryo 26 Surabaya. "Ada dua sekolah bersebelahan, satu upacara satunya tidak. Nanti tidak seperti itu lagi," pungkasnya. (sdp/nii)

50 SD Negeri Dimerger Dispendik Surabaya

Senin, 22 Mei 2017  19:51


BERITA TERKAIT
SURABAYA (BM) - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya segera menata keberadaan Sekolah Dasar (SD) negeri di bawah naungannya. Hal itu dilakukan dengan menggabung (merger) SD negeri yang lokasinya dalam satu lingkungan. 

Plt Kabid SD Dispendik Surabaya Sudarminto menuturkan, saat ini terdapat 358 SD negeri di Surabaya. 50 di antaranya berada dalam satu lingkungan atau berdekatan dengan SD negeri lain. Sehingga, 50 SD negeri tersebut akan dilebur menjadi satu sekolah alias merger. "Jadi tahun ini SD negeri tinggal 308 sekolah ditambah satu SD negeri yang baru beroperasi tahun ini," katanya, Minggu (21/5). 

Dengan dilakukannya merger, secara otomatis jumlah pilihan SD negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini akan berkurang. Kendati demikian, dinas telah mengatur agar calon peserta didik tidak dirugikan dalam proses seleksi PPDB. 

Salah satunya dengan memberikan tambahan skor bagi calon peserta didik yang mendaftar di wilayah (kelurahan) lain. Dengan catatan, di wilayah tempat tinggal calon peserta didik tidak terdapat SD negeri. 

"Kita tengah mengkaji untuk melakukan merger SD negeri akan berdampak pada efektivitas layanan pendidikan dan efisiensi manajemen," ujar pria yang juga Kabid SMP Dispendik Surabaya itu. 

Sementara itu, Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan menambahkan, kendati ada pengurangan jumlah SD negeri karena merger, daya tampung untuk calon peserta didik tidak akan berkurang. Sebab, merger yang dilakukan adalah manajemennya. Sementara jumlah kelas dan rombel tidak berpengaruh. "Ada kemungkinan berkurang tetapi tidak akan signifikan jumlahnya," ungkap dia. 

Disinggung soal penataan kepala sekolah pasca merger, Aston menjaskan, kepala sekolah tidak perlu risau. Sebab, kepala sekolah yang sekolahnya dimerger akan ditempatkan di sekolah lain. 

Penempatan ini akan dihitung berdasar jumlah sekolah yang dimerger, periodesasi kepala sekolah dan jumlah kepala sekolah yang pensiun. "Jadi tidak akan ada kepala sekolah yang menganggur. Kita pasti akan menghitungnya," jelasnya. 

Merger, lanjut Aston, diharapkan dapat menciptakan efektifitas pembelajaran di sekolah. Sebab, sekolah yang ada dalam satu lingkungan kerap berebut lahan untuk melaksanakan kegiatan. 

Dia mencontohkan seperti halnya SDN Ketabang I dan III yang berada dalam satu lokasi dan telah dilakukan merger. Sementara yang masih dalam satu lokasi tetapi belum dilakukan merger dicontohkannya SDN Kaliasin I dan III. Kedua sekolah tersebut berada di Jalan Gubernur Suryo 26 Surabaya. "Ada dua sekolah bersebelahan, satu upacara satunya tidak. Nanti tidak seperti itu lagi," pungkasnya. (sdp/nii)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar